BAB I
PENADHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan
aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain
biasa. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan
dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
Makna Pembelajaran Aktif,Inovatif,Kreatif,efektif,menyenangkan?
2.
Bagaimana
Cara Guru Memperhatikan PAIKEM tersebut ?
1.3
TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui :
1.
Untuk
Mengetahui Makna Pembelajaran PAIKEM
2.
Untuk
Mengetahui Cara Guru Memperhatikan PAIKEM
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 STRATEGI
PEMBELAJARAN AKTIF,KREATIF,EFEKTIF
1. pembelajaran
aktif
Model belajar aktif terkait erat
dengan motivasi belajar karena adanya hubungan timbal balik diantara kedua hal
tersebut; untuk belajar aktif diperlukan motivasi belajar yang kuat; sebaliknya
belajar aktif akan menyebabkan kegiatan belajar menjadi lebih berhasil dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan motivasi
belajar yang meningkat maka peserta didik dapat membuat keputusan yang positif.
Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar dikatakan aktif
(active learning) apabila mengandung:
v Keterlekatan pada tugas (Commitment)
v Tanggung jawab (Responsibility)
v Motivasi (Motivation)
Dalam pembelajaran ini, guru lebih memposisikan
dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya
pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang
akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Sedangkan peserta didik terlibat secara
aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran.
2.
Pembelajaran Inovatif
McLeod (1989:520) mengartikan inovasi sebagai: “something
newly introduced such as method or device”. Berdasarkan takrif ini,
segala aspek (metode, bahan, perangkat dan sebagainya) dipandang baru atau
bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum
dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi guru
lain.
Pembelajaran inovatif
dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan
cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi
baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses
renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan
bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah
satu alternatif.
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran yang
inovatif diperlukan adanya beraneka ragam strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam berbagai bidang studi
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan
proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan kreatifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah. Untuk itu guru dituntut mampu merangsang
kreatifitas peserta didik dalam hal kecakapan berpikir maupun dalam melakukan
suatu tindakan.
Kreatif yang dimaksud adalah
kemampuan peserta didik dalam menghasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas yang
baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam
bentuk sebuah hasil karya yang baru.
4. Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif
jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik,
serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini
dapat dicapai dengan cara melibatkan seluruh peserta didik dalam merencanakan
proses pembelajaran.
Pendapat senada dikemukakan oleh
Khaerudin dan Mahfud Junaedi yang menyatakan, “Pembelajararan dikatakan efektif
jika peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi
berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan”.
Pembelajaran efektif menuntut
keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Pembelajaran ini juga perlu ditunjang
oleh suasana dan lingkungan yang memadai. Untuk itu, guru harus mampu mengelola
tempat belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan
pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber
belajar.
5. Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull
instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat
sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan
terpaksa atau tertekan (not under pressure).30 Dalam pembelajaran ini guru
memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik agar tercipta suasana
keakraban antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran yang menyenangkan ini
dapat terwujud apabila guru mampu mendesain materi pembelajaran dengan baik
serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan
keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game, team quiz,
role playing dan sebagainya.
II.2 Pengertian pembelajaran
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
1.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai
berikut:
v Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan
pada belajar melalui berbuat.
v Guru menggunakan berbagai alat bantu
dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
v Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku
dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
v Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
v Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru
yang besesuaian
Kemampuan Guru
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
Guru merancang dan mengelola KBM
yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
·
Percobaan
·
Diskusi
kelompok
·
Memecahkan
masalah
·
Mencari
informasi
·
Menulis
laporan/cerita/puisi
·
Berkunjung
keluar kelas
|
Guru menggunakan alat bantu dan
sumber yang beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru
menggunakan, misalnya:
·
Alat
yang tersedia atau yang dibuat sendiri
·
Gambar
·
Studi
kasus
·
Nara
sumber
Lingkungan
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
·
Melakukan
percobaan, pengamatan, atau wawancara
·
Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri
·
Menarik
kesimpulan
·
Memecahkan
masalah, mencari rumus sendiri.
·
Menulis
laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
·
Diskusi
·
Lebih
banyak pertanyaan terbuka
·
Hasil
karya yang merupakan anak sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan
kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
·
Siswa
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
·
Bahan
pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
·
Siswa
diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
|
Guru mengaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari.
|
·
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
·
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM dan kemajuan belajar
siswa secara terus-menerus
|
·
Guru
memantau kerja siswa.
·
Guru
memberikan umpan balik.
|
2. Dalam rangka melaksanakan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif, guru perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1.
Memahami sifat yang dimiliki siswa
Pada dasarnya anak memiliki
imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi
ini. Keduanya merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/pikiran kritis dan
kreatif. Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian guru terhadap hasil
karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang menantang dan dorongan agar
siswa melakukan percobaan,
2.
Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Menurut Jean Piaget dalam Syah (2008:29-33),
perkembangan kecerdasan akal atau perkembangan kognitif manusia berlangsung
dalam empat tahap, yakni:
v Sensory-motor (Sensori-motor/0-2
tahun)
v Pre-operational (Pra-operasional /
2-7 tahun)
v Concrete-operational
(Konkret-operasional / 7-11tahun)
v Formal-operational (Formal- operasional / 11
tahun ke atas).
Selama kurun waktu pendidikan dasar
dan menengah, siswa mengalami tahap Concrete-operational dan
Formal-operational.Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung hingga
usia menjelang remaja, anak memeroleh tambahan kemampuan yang disebut system of
operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah berpikir ini
berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan
peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri.
3.
Mengenal siswa secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Efektif perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah dengan cara ”tutor sebaya”.
4.
Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak
kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila
mereka duduk berkelompok.
5.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Pada dasarnya belajar yang baik
adalah memecahkan masalah karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan
siswa pada masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah.
6.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan
hal yang sangat disarankan dalam Pembelajaran. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
7.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, dan
budaya) merupakan sumber yang sarat dengan bahan belajar siswa. Lingkungan
dapat berperan sebagai media belajar dan objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang
dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar
kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar / diagram.
8.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat
apabila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik (feedback) dari
guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan.
9.
Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
Banyak guru yang cepat merasa puas
saat menyaksikan para siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku
diatur berkelompok dan para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan
aktifitas fisik seperti ini bukan ciri berlangsungnya pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, dan efektif yang sebenarnya, karena aktif secara mental
(mentally active) lebih berarti daripada aktif secara fisik (phisically
active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat berkembangnya
aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: takut
ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul
dari temannya maupun dari guru itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi
dan misi di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu
metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa
secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian
selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
B.
Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis
mengharapkan pembaca dapat mengerti dan paham tentang hakekat budaya dalam
konseling antar budaya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar